“Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan merekalah orang-orang yang
beruntung. “
(QS Ali Imran : 104)
Kyai Ahmad Dahlan seorang Pembaharu Islam Indonesia berhasil membangun
Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan Islam yang modern dan maju. Spirit
Kemajuan itu menginspirasi Muhammadiyah menjadi sebuah gerakan dakwah
yang memberdayakan. Yang karena spirit itu para penerusnya berhasil
mendokumentasikan karya nyata berbentuk amal usaha Muhammadiyah yang
berjumlah puluhan ribu dari play group sampai perguruan tinggi, rumah
sakit, panti asuhan, koperasi, baitul maal, lembaga zakat, hingga
lembaga keuangan yang tersebar seantero nusantara bahkan sampai keluar
negeri.
Dengan telaah kritis terhadap buku Islam Berkemajuan,
sebuah memoir yang ditulis oleh Kyai Syudja’, salah seorang murid dan
santri beliau sekaligus generasi awal pelaku pembaharuan Islam di
Indonesia, DR. Abdul Mu’ti, M.Ed, menyimpulkan bahwa ada 5 Fondasi yang
menginspirasi Muhammadiyah mampu berbuat untuk umat.
Pertama, Tauhid yang murni
Tauhid adalah doktrin sentral ajaran Islam. Tauhid adalah pintu gerbang
Islam. Salah satu misi utama Muhammadiyah adalah menegakkan tauhid yang
murni. Muhammadiyah sering kali disebut sebagai gerakan Islam Puritan
karena keteguhannya dalam mengajak masyarakat untuk senantiasa berpegang
pada aqidah yang lurus, bersih dari anasir yang merusak. Dengan Tauhid
yang murni manusia bisa mendapatkan kekuatan dalam hidup. Tauhid
membentuk manusia yang berjiwa merdeka. Keyakinannya kepada Allah dengan
sifat-sifat dan keagungan-Nya membuat mausia tabah dalam menghadapi
kesulitan hidup, berbuat baik kepada sesama dan tidak takabur ketika
sedang berkuasa.
Kedua, Memahami Al Qur’an dan As Sunnah secara mendalam
Bagi Muhammadiyah, beragama harus berdasarkan pada Al Qur’an
dan As Sunnah. Muhammadiyah melarang sikap taklid, beribadah tanpa
dasar-dasar dan pemahaman yang mendalam. Muhammadiyah mengajak umat
Islam untuk senantiasa berpegang teguh pada Al Qur’an dan As Sunnah dan
menjadikannya dasar dalam beribadah dan bermuamalah. Muhammadiyah
berpendapat bahwa pemahaman terhadap Al Qur’an dan As Sunnah masih
terbuka. Begitu pula pemahaman terhadap Islam. Muhammadiyah tidak
menolak eksistensi Madzhab tertentu, tetapi tidak mengikuti Madzhab
tertentu secara taken for granted, pasrah bongkokan. Dengan
berlandaskan pada Al Qur’an dan As Sunnah setiap amal manusia memiliki
dimensi transendental dan fondasi yang kokoh. Dengan penafsiran dan
pengkajian kembali Al Qur’an dan As Sunnah diharapkan diperoleh
pemahaman yang genuine dan aktual.
Ketiga, Melembagakan amal shalih yang fungsional dan solutif
Iman tidak akan sempurna tanpa amal shalih. Tetapi bagi Muhammadiyah
amal shalih bukan semata-mata ritual ibadah mahdhah semata, tetapi
berupa karya yang bermanfaat, merefleksikan kerahmatan Islam dan kasih
sayang Allah. Amal shalih bagi Muhammadiyah bukanlah eskapisme,
menunaikan ibadah dengan mengasingkan diri dari manusia dan berbagai
permasalahan hidup dengan asyik masyuk ritual dan dzikir spiritual. Amal
shalih adalah amal yang bermanfaat dan solutif.
Keempat, Berorientasi kekinian dan masa depan
Salah satu sebab kemunduran umat Islam adalah romantisme masa lalu yang
berlebihan. Tidak ada keraguan bahwa kaum Muslim telah berhasil mencapai
kejayaan melalui karya-karya yang mengagumkan. Intelektual Muslim Masa
Pertengahan mampu menyusun karya-karya cemerlang yang menyinari dunia
dan menuntun masyarakat Barat yang masih hidup dalam gelap gulita.
Tetapi mengagungkan masa lalu yang sudah terkubur oleh waktu bisa
menjadi “candu” yang membuat kita mabuk dengan impian semu dan nostalgia
yang menina bobo. Prestasi
gemilang itu milik para intelektual dan tokoh yang menciptakannya, bukan
milik kita sekarang ini. Umat Islam perlu bersikap realistis terhadap
keadaan masa kini. (Syafi’I Maarif, 2009)
Para pendiri Muhammadiyah memberikan contoh bagaimana membangun Islam yang bekemajuan. Pertama, melihat Islam sebagai realitas kekinian dan kedisinian. Kedua,
mejadikan realitas, konteks situasi dan kondisi untuk merancang masa
depan yang lebih baik. Semangat ini terwujud melalui pemikiran dan
langkah cerdas yang dilakukan para pendiri Muhammadiyah sehingga saat
ini kita bisa melihat visi mereka dengan berdirinya amal usaha
Muhammadiyah di tiap sudut wilayah negeri ini, yang kian hari kian
berkembang baik dari kuantitas dan kualitasnya. Yang dengan kesadaran
penuh hal ini dilakukan untuk memaksimalkan potensi dan pemberdayaan
umat Islam.
Kelima, Bersikap toleran, moderat dan suka bekerjasama
Sebagian masyarakat masyarakat menilai anggota Muhammadiyah bersikap
elitis dan eksklusif. Fanatisme dan militansi menegakkan Islam murni
yang berlebihan terkadang membuat kita over reaktif kepada mereka yang berbeda paham. Kita tidak leluasa bergaul hanya karena masalah-masalah agama yang sepele, khilafiyah furuiyah, ecek- ecek.
Padahal generasi awal Muhammadiyah begitu toleran, sangat menghormati
dan mengakomodasi berbagai hal selama tidak mempengaruhi prinsip
penegakan tauhid. Kerjasama juga dilakukan dengan para tokoh organisasi
sosial di masa itu untuk tujuan bersama yang lebih besar yaitu
mengangkat kehormatan kaum bumi putera dari keterpurukan akibat
kolonialisme.
Semoga kita mampu menangkap spirit generasi awal pendiri Muhammadiyah.
Bukan untuk menjiplak karya-karya monumental mereka dan mereplika secara
utuh, akan tetapi dengan semangat pembaharuan, tajdid,
yang sudah menjadi karakter Muhammadiyah kita bisa melakukan kreasi dan
inovasi yang lebih baik sebagai bentuk pelaksanaan amanah terhadap
tegaknya Islam dan kehormatan kaum muslimin.
Oleh : Santoko Kunariyo
0 komentar:
Posting Komentar