Jakarta - Kementerian Agama harus tetap ada dan namanya jangan diubah. Ini bagian dari sejarah bangsa. Hal tersebut disampaikan Ketua PP Muhammadiyah, Yunahar Ilyas di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng Raya 62 Jakarta, Rabu siang (17/9). Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengingatkan pemerintahan baru pasangan Joko Widodo dengan Jusuf Kalla tidak menghapus Kementerian Agama pada kabinetnya mendatang.
Kementerian Agama harus tetap ada
dan namanya jangan diubah. Ini bagian dari sejarah bangsa. Menurut dia,
adanya Kementerian Agama sangat dibutuhkan untuk mengurusi semua
persoalan yang berkaitan dengan agama di Tanah Air dan menjauhkan dari
bentuk negara sekuler.
Rumor tentang penghapusan
Kementerian Agama mencuat setelah Jokowi-JK mengumumkan postur kabinet
di pemerintahannya, Senin (15/9) malam. Dari 34 kementerian,
disebut-sebut tidak terdapat Kementerian Agama, yang diganti dengan
Kementerian Wakaf, Haji, dan Zakat.
“Kalau nama kementerian seperti
itu, lantas mengurusi pernikahan, pendidikan agama dan lainnya
bagaimana? Menurut kami harus tetap namanya Kementerian Agama," kata
Guru Besar Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tersebut.
Pihaknya yakin pada pemerintahan baru nantinya tetap ada Kementerian
Agama.
Sementara itu, tentang kriteria
yang harus dimiliki seorang Menteri Agama, Yunahar yakin presiden sudah
memahami dan mengantonginya. Muhammadiyah, kata dia, tidak
mempermasalahkan menteri agama berasal dari organisasi tertentu, seperti
Nahdlatul Ulama atau Muhamamadiyah. "Di samping jujur dan profesional,
yang paling utama harus Muslim, faham agama, serta tidak mementingkan
kelompok tertentu," katanya.
Pihaknya berharap Menteri Agama
ke depan belajar banyak dari pengalaman agar tidak terulang lagi kasus
yang tersandung masalah hukum. "Orang yang duduk di posisi ini bebannya
lebih berat dari menteri yang lain karena menyandang agama," katanya.
Yunahar mengapresiasi Menteri
Agama Lukman Hakim Saifuddin yang dinilai mampu menggantikan peran
Suryadharma Ali meski baru tiga bulan menjabat.
"Komunikasi
yang dikedepankan Menteri Agama Lukman Hakim sangat tepat. Buktinya
Muhammadiyah bersedia menghadiri sidang Isbat malam Hari Raya Idul Fitri
1435 H setelah dua tahun tidak pernah datang," katanya. [sp/muhammadiyah.or.id]
0 komentar:
Posting Komentar