Persembahan khusus untuk temen-temen pelajar Muhammadiyah se-kota Surabaya…
Jaman kita sudah berkembang, sudah nggak sama lagi dengan yang
dulu-dulu, apa lagi dulu banget. Kalau kita mau menilik ke belakang
sejenak, mengingat-ingat masa kecil kita dulu. Kita..?? oke lah, saya
lebih tepatnya. Dulu yang masih main masak-masakan, segala macem taneman
dipake masak-masakan, masih sering main gobak sodor, patil lele,
delik-delikan (petak umpet menurut bahasa nasionalnya, hihi..), mainan
ala jadul deh pokoknya. Tapi kalo saya perhatikan dan saya amati,
ceilee.. anak-anak dijaman moderen ini sudah tidak lagi mengenal apa itu
gobak sodor dan sejenisnya. Usia 2 tahun saja sudah pegang tablet PC,
android, be be, dan segala macem, benda-benda ajaib yang baru saya kenal
di usia 18 tahun. Hikkss…. L
Nah, seiring perkembangan jaman ini temen-temen, teknologi komunikasi
dan informasi turut memainkan perannya, saling unjuk kebolehan.
Munculnya facebook, twitter, blackberry messenger (BBM), WhatsApp, dan
masih banyak lagi, cukup menjadi tren tidak hanya dikalangan muda, namun
mewabah mulai anak-anak hingga yang berusia lanjut sekalipun.
Ingat! J dalam setiap suatu hal pasti ada sisi baik dan burknya.
Agama kita tercinta mengajarkan manfaakanlah kebaikannya dan kudu buang
jauh-jauh keburukannya.
Lalu apa resolusinya?
Begini, resolusi sebenarnya nggak cuman buat diri sendiri. Bukan lagi
soal nafsih-nafsih. Kita manfaatkan kecanggihan ni semua menjadi
gerakan kebangkitan bersama para pelajar muslim di kanca dunia akhirat.
Maka, sangatlah layak kalo yang namanya resolusi harus bernafaskan
‘KITA’ dan beraroma ‘kebermanfaatan’. Why? coz, Rasulullah saw
mengingatkan:
“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia” (HR. Thabrani, Daruqutni)
Akan lebih indah dan manfaat jika update-an statusmu, tweet kamu
isinya yang beraroma amar ma’ruf atau nahi munkar, atau memuat keduanya.
Saya kadang cukup merasa ‘sesuatu’ kalo di beranda saya muncul status
alay bin lebay dan cukup kurang penting, hehe.. Nggak bisa tidur update,
“ngantuk nih, tapi ga bisa tidur, berharap cepat pagi aja deh”, lagi laper update, bukannya makan, “Lapeerr.. pengen bakso” (muncul deh tukang bakso dari dalam selimut, iklan.com), awas aja kalo ada yang sampe update status begini, “lagi sholat dhuhur rakaat ke-3 bro, asyiikk.. bentar lagi selese” -_-‘
Ayok kita ganti gaya rek. Cam kan baik-baik! Apapun yang kita
hasilkan, entah itu perkataan, perbuatan atau bahkan update-an harus
yang beraroma ‘kebermanfaatan’. Dakwah nggak kudu di atas mimbar, dear.
Dakwah bukan cuman tugas para ustadz. Dakwah itu sedehana. Dakwah itu
kebutuhan dan kewajiban kita semua. Tidak bisa dipungkiri, ummat tanpa
dakwah, bagai rumah tanpa atap. Panas kepanasan, hujan kehujanan, dengan
adanya dakwah akan ‘memayungi’ ummat dari segenap ‘cuaca’ buruk yang
mungkin terjadi. Dakwah juga sebagai bukti kepedulian kita terhadap
sesama, peduli karena kita bersodara atas nama agama, islam.
Sama-sama update, sama-sama ngabisin pulsa, sama-sama dibaca banyak
orang, kenapa nggak milih yang ada manfaatnya aja? Misal nih, yang
biasanya kalo pas makan lebh kebelet moto makanannya daripada segera
makan, trus di upload di socmed, diganti aja gayanya dengan update yang
lebih manfaat, misal “jangan lupa baca bismillah sebelum makan”. cukup
simple kan? tapi cukup mengalirkan pahala investasi gitu loh.. Masih
nggak tergiur nih?
Ayok, baca dan pahami lagi,
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali ‘Imraan 104)
Masih ada yang protes atau keberatan dengan dakwah? Atau yang merasa
boro-boro dakwah, buat tetep istiqomah di jalan iman aja susahnya minta
ampun?
Oke guys, jangan khawatir saya coba sedikit pinjam jargonnya
pegadaian, ‘menyelesaikan masalah tanpa masalah’ hehe.. Ijinkan saya
berbagi sedikit tips tetep istiqomah yaa..
Tips Tetep Istiqoma
Wajar kalo kadar iman itu kadang naik, kadang juga turun alias tidak
konstan. Biar tidak kecolongan, berikut ada tips biar gak kecolongan
dalam menjaga iman.
Ngaji
Kegiatan mengenal islam lebih dalam ini satu-satunya cara untu bisa
mengisi ‘bahan bakar’ wawasan kita. Biar kita tahu mana yang boleh
dikerjain mana yang nggak. Dengan begitu kita tetep menjaga diri untuk
tetap ta’at dan menjauhi maksiat.
Berteman denga Orang Shalih
Karena teman sebagai ‘cermin diri’, dengan siapa kita berteman itu
menunjukkan cermin diri kita. Maka, jika ingin selalu istiqomah,
bertemanlah dengan orang shalih yang akan selalu mengajak bada
keshalihan.
Perkuat Amalan Nafilah
Jika kita banyak beramal shalih, entah itu puasa, qiyamul lail,
tilawah qur’an, sodaqoh, akan bisa makin memperkuat keimanan serta
menjaga diri kita. Maka perbanyaklah amalan nafilah, kurangi aktivitas
mubah dan tinggalkan yang makruh dan haram.
Berdakwah
Lagi-lagi kembali ke dakwah. Wawasan islam yang kita miliki akan
teruji kalo kita sampaikan ke orang lain. Dengan begitu, akan ada
feedback, kasih masukan ke kita begini dan begitu, sembari kita terus
berbenah. Dengan sendirinya, insya Allah kita akan tetap istiqomah.
By : Ni’mah (KDI PD IPM SURABAYA)
0 komentar:
Posting Komentar